Marah Tak Terkendali, Borderline Personality Disorder!

Borderline Personality Disorder adalah penyakit psikis yang ditandai dengan ketidakseimbangan emosi. Oleh karena itu, borderline personality disorder juga disebut emotional intensity disorder, unstable personality disorder. 

Seperti penyakit bipolar disorder, penyakit ini menggoncang jiwa dari dalam. Borderline personality disorder didefinisikan sebagai penyakit yang berada di antara schizophrenia dengan neurosis. Penderitanya sangat sulit mengendalikan emosi. Hal-hal kecil dapat membuat penderitanya marah besar. Namun setelah itu mengalami frustasi dan tekanan stress. Inilah yang membuat kehidupan penderita borderline personality disorder. 

Namun demikian, penderita borderline personality disorder seringkali disalahpahami. Karena memang penyakit ini hampir belum dikenali oleh masyarakat banyak.


Penderita borderline personality disorder hidup dalam penyiksaan jiwa.

Penderitaan Memilukan Borderline Personality Disorder

Penderitaan karena borderline sangat miris. Orang-orang yang hidup dengan borderline personality disorder biasanya tidak mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit kronis. Mereka merasa dirinya sangat kosong. Ada rasa sepi dan kesedihan yang mendalam. Frustasi mendera tiada henti. 

Ia tidak mengerti mengapa hal-hal kecil dapat membakar api amarahnya. Misalnya hanya karena seseorang salah meletakan gelas bekas minumnya. Ia dapat marah besar. Setelah marah itu memuncak, lalu tiba-tiba ia disergap rasa menyesal yang mendalam. Ia menangis dalam kepiluan. Dalam hatinya, ingin sekali ia melakukan sesuatu untuk menebus kesalahan itu. 

Itulah sebuah pola yang mencengkram para penderita borderline personality disorder. Pola ini membaca bencana bagi kehidupan pribadinya. Karena berdampak pada hampir semua ssi 

Mencintai Tapi Menyakiti

Itu pula sebabnya, penderita borderline personality disorder atau BPD sangat takut mencintai. Mereka adalah orang-orang yang sangat mencintai kekasihnya, namun dalam waktu yang bersamaan seringkali menyakiti.

Para ahli menggambarkan penderita BPD seperti orang yang mendorong kekasihnya ke jurang, kemudian ingin menangkapnya dari bawah.

Hampir 80% lebih, terjadi perceraian pada penderita BPD. Bukan karena tidak adanya cinta. Namun amarah yang seringkali meletup membuat hubungan mereka berada dalam situasi yang rumit.

Saya pernah mendapati teman penderita BPD yang sangat mencintai suaminya. Ia amat sangat cintanya. Namun kecintaan seorang BPD selalu diganggu oleh berbagai perasaan lainnya yang merusak. Sehingga ia selalu ingin bersama, sekalipun suaminya ingin pergi bekerja.

Dan memang salah satu ciri dari penderita borderline adalah ketakutan ditinggalkan. Akan tetapi hampir setiap hari terjadi pertengkaran. Mengapa? Karena hal-hal yang kecil dapat meledakan emosinya. Misalnya saja ketika mereka sedang mengobrol si suami ingin pergi ke belakang sekedar buang air kecil. Hal sepele tersebut berakhir dengan pertengkaran. Tidak jarang berakhir dengan keinginan bunuh diri.

Dalam hitungan detik keadaan marah tersebut bisa berganti dengan penyesalan dan kesedihan. Kesedihan karena ia mencintai tapi menyakiti. Ia berjanji tak pernah marah lagi, namun ia mengulanginya lagi berkali-kali.

Ledakan Amarah

Ciri utama dari borderline adalah adanya ledakan amarah karena hal-hal kecil. Setiap manusia memiliki emosi. Kita memiliki "benteng" yang melindungi emosi tersebut sehingga bisa menahan amarah apabila ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan, menyinggung, ataupun kondisi yang tidak mengenakan.

Berbeda dengan orang pada umumnya, penderita BPD tidak memiliki pelindung bagi emosinya. Seperti tubuh tanpa kulit. Sehingga hal terkecil dapat memecahkan emosinya.

Mungkin Anda menganggap meletakan pakaian di kursi merupakan hal biasa. Akan tetapi bila hal tersebut tidak sesuai dengan keinginan penderita borderline, emosi mereka meledak-ledak.

Barang-barang di sekitar dibanting. Gelas dan piring bisa pecah. Barang apapun bisa dibanting karena ledakan amarah tersebut. Oleh karena itu, banyak barang-barang yang pecah dan rusak setiap kali amarah mereka meledak.

Depresi

Orang yang tidak mengerti mungkin melihat aneh hal tersebut. Penderita BPD seperti orang yang kurang waras. Padahal di dalam sana, penderita mengalami depresi berat karena gejolak emosi yang mendidih tersebut.

Di saat-saat depresi seperti itu, mereka merasa sepi, sendiri, tiada teman yang mengerti, menyesal, marah, menangis, menjerit, ingin bunuh diri...semuanya bercampur aduk dalam satu waktu. Gejala emosi seperti ini bahkan lebih parah daripada swing mood yang diderita penyandang bipolar disorder.

Roler Coaster Mood

Penderita Bipolar Disorder mengalami berbagai episode waktu. Dampaknya pada perubahan mood yang sangat ekstrim. Demikian pula yang terjadi pada penderita borderline personality disorder. Bahkan perubahan moodnya lebih cepat dibandingkan dengan bipolar.

Di pagi hari mereka merasa bahwa kehidupan berjalan baik-baik saja. Ada rencana yang harus dilakukan, pekerjaan yang harus diselesaikan, dan semuanya tampak berjalan baik-baik saja.

Akan tetapi dalam hitungan detik, karena sesuatu hal, hari yang baik itu tiba-tiba saja runtuh. Semuanya menjadi gelap gulita. Kehidupan berjalan jauh dari kata normal.

Dalam sehari, penderita borderline personality disorder dapat mengalami berbagai mood dan perasaan. Bahagia, sedih, sepi, sendiri, kosong, penuh semangat, ambisius, marah, kesal, dan berbagai macam mood lainnya. Perubahan mood yang sangat cepat ini merupakan siksaan berat.

Lalu apa ciri-ciri penyakit Borderline Personality Disorder?